Selasa, 23 Desember 2014

CIRI-CIRI KEMANDIRIAN


        Orang yang mempunyai sikap mandiri akan dapat menemukan sendiri apa yang harus dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatan dan dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalahnya  tanpa mengharapkan bantuan orang lain. Begitu juga dalam kemandirian anak, tentunya tidak akan terlepas faktor-faktor dan ciri-ciri yang menandainya bahwa seorang anak sudah bisa dikatakan mandiri atau belum.
Senin, 22 Desember 2014

MATEMATIKA SEKOLAH


Matematika yang diajarkan dijenjang sekolah yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas disebut matematika sekolah. Menurut Dimyati (Uno, 2008: 126), matematika merupakan salah satu jenis dari materi ilmu. Keenam jenis materi ilmu tersebut adalah matematika, fisika, bioligi, psikologi, ilmu-imu sosial dan linguistik. Dikarenakan kedudukan matematika sebagai salah satu jenis materi ilmu, maka matematika salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga pendidikan. Bidang studi matematika yang diajarkan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencakup tiga cabang, yaitu aritmetika, aljabar dan geometri.

HAKIKAT MATEMATIKA

          Berbicara mengenai matematika, yang pertama kali terbayang dalam pikiran selalu tentang bilangan, angka, simbol-simbol dan perhitungan yang dianggap rumit dan sulit. Menurut Hamdani dkk (2008: 7), matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak tentang bilangan, penalaran logis, fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk yang terorganisasi secara sistematis dan memiliki aturan-aturan yang ketat. Sedangkan menurut Ruseffendi (1991: 261), matematika adalah ilmu tentang keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.

HAKIKAT DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Sebelum mempelajari matematika, kita harus mengetahui tentang hakekat matematika itu sendiri. Hakekat matematika adalah menguraikan tentang apa itu matematika sebenarnya, apakah matematika itu ilmu deduktif, ilmu induktif, simbul-simbul, ilmu yang abstrak, dan sebagainya (Ruseffendi, 1991: 260).Tanpa mengetahui hakekat matematika kita tidak dapat menentukan strategi belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran matematika.

EVALUASI


Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

PILIHAN GANDA


Menurut Endang Kurniawan dan Endah Mutaqimah (2009: 22), soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya.

TES BUATAN GURU


Tes buatan guru adalah suatu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Menurut Arifin (2011: 22) tes ini biasa diberikan untuk ulangan harian (formatif), ulangan umum (sumatif), dan ujian sekolah. Karena belum diuji cobakan taraf kesukaran item, taraf pembeda item, taraf distraktor, taraf validitas tes, dan taraf reliabilitas tesnya maka belum begitu meyakinkan.

TES


Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu  “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.

PENGERTIAN KEMANDIRIAN


Kemandirian berasal dari kata “mandiri” yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an yang berarti ”hal-hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain”.[1] Kemandirian menurut Zakiah Daradjat adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diingini tanpa meminta tolong kepada orang lain.

TEKNIK PENGUKURAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


Kemampuan berpikir kritis seseorang dapat diketahui dengan pengkuran. Beberapa metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis antara lain dengan pilihan pilihan anda atau dengan tes esai. Selain dengan pengukuran di atas, kebiasaan berpikir kritis seseorang jiga dapat diukur dengan skala likert (Mulyaningsih, 2011:41-42).

KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS

  Karakteristik berpikir kritis
Berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisa, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.

PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS

Menurut Ennis dalam Fisher (2009:4), berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilibatkan. Sedangkan Paul mengemukakan berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, seubstansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur – struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar – standar intelektual padanya.
Definisi berpikir kritis menurut Dewey yang dinamakannya sebagai berpikir reflektif dan mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan – alasan yang mendukungnya dan kesimpulan – kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya(Fisher 2009:2).
Minggu, 21 Desember 2014

MOTIVASI

9  CARA MEMULAI HIDUP PENUH SEMANGAT
Alangkah indahnya jika setiap kali akan beraktivitas diawali dengan senang dan riang. Tapi jangankan senang, melihat kemacetan lalu lintas dan membayangkan deadline yang sudah di depan mata akan membuat Anda lemas dan malas menyongsong hari baru. Apakah Anda tahu cara mengawali hari Anda yang dapat mempengaruhi seluruh hari ini?
Cara-cara berikut mungkin bisa membantu Anda memulai dengan penuh semangat.

Jumat, 19 Desember 2014

PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS



Menurut Ennis dalam Fisher (2009:4), berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilibatkan. Sedangkan Paul mengemukakan berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, seubstansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur – struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar – standar intelektual padanya.
Kamis, 18 Desember 2014

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


Kemampuan seseorang dalam berpikir kritisdapat dikenali dari tingkah laku yang diperlihatkannya selama proses berpikir. Untuk mengetahui kemapuan berpikir kritis seseorang itu dapat kita hubungkan dengan indikatior – indikator berpikir kritis yang dikemukakan beberapa ahli.
Menurut Facione dalam Haryani (2011:124) mengemukakan ada enam kemampuan berpikir kritis yaitu:
Rabu, 17 Desember 2014

KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS


Berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisa, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.
Selasa, 16 Desember 2014

Membangun kemampuan berpikir kritis siswa


Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan kritis karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman. Dalam pencariannya yang terus – menerus akan makna, otak dengan tangkas menghubungkan ide abstrak dengan konteksnya di dunia nyata. Otak menyenangi jenis hubungan yang harus dilakukan oleh pemikir kritis karena hubungan semacam ini menghargai bukti, meniliti asumsi, dan memeriksa bahasa dengna teliti.
Menurut Freire, pendidikan dengan paradima kritis menempatkan peserta didik sebagai subjek. Bagi Freire, fitrah manusia sejati adalah menjadi subjek bukan menjadi objek (Suyatno, 2009:4). Sedangkan Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persisten (terum menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang tidak ada pertimbangan dalam menerimanya dipandang dari sudut alasan – alasan yang mendukungnya dan kesimpulan – kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.

Teknik pengukuran kemampuan berpikir kritis


Kemampuan berpikir kritis seseorang dapat diketahui dengan pengkuran. Beberapa metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis antara lain dengan pilihan pilihan anda atau dengan tes esai. Selain dengan pengukuran di atas, kebiasaan berpikir kritis seseorang jiga dapat diukur dengan skala likert (Mulyaningsih, 2011:41-42).
Senin, 15 Desember 2014

Pengertian metode probing prompting


Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu (Sutikno, 2008:83-84).
Oleh karena itu, metode mengajar dapat berarti alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran. Strategi pengajaran juga merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi, cakupan strategi lebih luas dibandingkan metode atau teknik dalam pengajaran (Kamsinah, 2008:103).
Sedangkan probing promptingmerupakan salah satu teknik bertanya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Probing promptingterdiri dari dua kata yaitu probing dan prompting.
Menurut arti kata, probing adalah menyelidiki dan pemeriksaan, sementara prompting adalah mendorong atau menuntun. Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa mengkonstruksi konsep, prinsip, dan aturan menjadi pengetahuan baru, dan dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan (Miftahul Huda, 2013:281).
Probing question atau pertanyaan menggaliadalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya. Prompting question atau pertanyaan mengarahkan atau menuntun adal ah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir (Hasibuan, 2010:15).
Menurut M. Fahris dan Puput (2014:90) menyatakan bahwa, probing adalah menggali atau melacak, dan prompting adalah mengarahkan atau menuntun. Secara umum pembelajaran dengan menggunakan probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode probing prompting adalah salah satu cara untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang dapat mengarahkan dan menggali pengetahuan siswa sehingga mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah didapat dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Maka tugas seorang guru dalam metode ini adalah memberikan pertanyaan yang dapat merangsang dan menuntun siswa agar menjadi aktif bertanya dan berpikir kritis dalam menjawab.
Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih dalam dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat, dan beralasan.
Probing question dapat memotivasi siswa untuk mampu mencapai jawaban yang dituju. Selama proses pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut, mereka berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan pertanyaan yang akan dijawab (Miftahul Huda, 2013:281).
Menurut Megarati (2010:89), dari hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran menggunakan teknik probing prompting mengungkapkan bahwa ketika siswa melakukan diskusi kelompok terlihat siswa sudah aktif dan pada waktu mempresentasikan hasil kelompoknya siswa sudah berani dan terlihat antusias untuk menjawabny.
Proses tanya jawab dalam pembelajaran dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. Siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, karena setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.

Berdasarkan penelitian Priatna (Sudarti, 2008), proses probing dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, sebab ia menuntun konsentrasi dan keaktifan. Selanjutnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari cenderung lebih terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban sebab mereka harus selalu siap jika tiba – tiba ditunjuk oleh guru (Megarati, 2010:282).
Minggu, 14 Desember 2014

Pengertian Media Pembelajaran


Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran, sebelum memahami media pembelajaran tersebut seyogyanya kita pahami terlebih dahulu pengertian dari media itu sendiri dan pengertian dari pembelajaran.
Menurut Basyiruddin, (2002, 11) Kata media berasal dari bahasa latin yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut AECT (Association of Education and Communication Teachnology), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi (Uno 2010, 121).
Sabtu, 13 Desember 2014

Fungsi Media Pembelajaran


Berdasarkan analisis media, media pembelajaran memiliki tiga fungsi, yaitu:
1.             Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar
Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utama media pembelajaran. Sebagai sumber belajar, media pembelajaran berperan sebagai penyalur, penyampai atau penghubung antara siswa dengan guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah “bahasanya guru” (Arsyad 2003, 56). Mudhoffir dalam Munadhi (2008, 37) menegaskan bahwa sumber belajar dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Jumat, 12 Desember 2014

MULTI MEDIA BERBASIS KOMPUTER

Ariani dan Haryanto (2010, 1) menyatakan secara etimologi multimedia berasal dari kata “multi” yang berarti banyak atau bermacam-macam, dan “medium” berarti sesuatu yang diipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. (Ariani dan Haryanto 2010, 25)

KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Telah dikemukakan di muka bahwa, media pembelajaran adalah bagian dari sistem instruksional (Munadhi 2008, 187). Berdasarkan komponen-komponen dari sistem instruksional inilah kriteria pemilihan media dibentuk sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, sifat bahan ajar, pengadaan media, dan sifat pemanfaatan media. Di bawah ini penjelasan dari lima hal tersebut.
Kamis, 11 Desember 2014

PENGERTIAN KOMPETENSI GURU SOSIAL


Menurut Mulyasa menjelaskan kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.[1] Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mengartikan kompetensi adalah kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu hal.[2]
Rabu, 10 Desember 2014

INDIKATOR KOMPETENSI SOSIAL GURU

 Indikator kompetensi sosial guru
Beberapa indikator dari kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut:[1]
1.    Membenatu mengembangkan sikap positif pada diri murid
a.    Membantu siswa untuk menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri
b.    Membantu siswa untuk menumbuhkan kepercayaan diri
c.    Membantu mengungkapkan buah pikiran dan perasaan siswa
d.   Menunjukan sikap simpatik dan sensitif terhadap kesulitan siswa
Selasa, 09 Desember 2014

PENGERTIAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA


Menurut Syamsu Yusuf, kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi ciri-ciri kognitif (aptitude), seperti kelancaran (fluence), keluwesan (flexibility), keaslian, elaborasi dan pemaknaan kembali dalam pemikiran, maupun ciri-ciri kognitif , seperti motivasi, sikap, rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.[1]
Senin, 08 Desember 2014

Keterkaitan antara kompetensi sosial guru terhadap kreativitas belajar matematika


Di usia sekolah, anak mampu melihat pola dari pertanyaan matematika yang disodorkan gurunya. Penemuan pola atau yang disebut juga rumus ini membuat anak mampu mengerjakan soal matematika lebih cepat dibanding teman-temannya.
Minggu, 07 Desember 2014

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pengertian Media Pembelajaran
       Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2009: 3). Asnawir  dan Usman (2002: 11) menyatakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiean (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya. Sedangkan menurut Sadiman dkk (2009 : 6)
Sabtu, 06 Desember 2014

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA MEDIA PEMBELAJARAN


       Menurut Hamalik (1986 : 30 – 31) bahwa fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu dapat memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, membangkitkan keinginan dan minat – minat yang baru, membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar, dan memberikan pengalaman yang menyeluruh. Pengalaman – pengalaman yang kongkrit lambat laun menjadi/berintegrasi menjadi pengertian/kesimpulan yang abstrak.
Jumat, 05 Desember 2014

Prinsip dan Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran


       Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang matang, meskipun demikian dilapangan menunjukkan bahwa guru memilih media dalam  pengajaran atas dasar beberapa pertimbangan. Arsyad (2009 : 67) menyatakan bahwa Pertimbangan guru dalam mengajar yaitu ;
Kamis, 04 Desember 2014

Media Pembelajaran Audio Visual


       Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikrian dan  perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar ( Sanjaya, 2009 : 216). Menurut Munadi  (2013: 55) mengemukakan bahwa media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
Rabu, 03 Desember 2014

Multimedia Pembelajara


       Menurut Daryanto (2012 : 53) mengemukakan bahwa Multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna, multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan) contohnya tv dan film. Multimedia Interaktif adalah suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contohnya aplikasi game.
Selasa, 02 Desember 2014

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


        Perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Dengan adanya teknologi yang modern memungkinkan sekali para guru memanfaatkan tekonologi tersebut yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran. Dengan digunakannya media sebagai bahan ajar tidak dipungkiri bahwa siswa akan lebih aktif , pembelajaran akan lebih bervariatif, inovatif dan menyenangkan.
Menurut Raharjo (2009 : 135 ) Secara lebih rinci pilihan teknologi untuk pendidikan mulai dari yang sederhana sampai yang paling canggih dan mutakhir dikelolompokan oleh SHUTE sebagai berikut :
a.    Teknologi audio yaitu teknologi yang memfokuskan pada indera pendengaran dan bentuknya yang sederhana adalah telepon. Sebagai media komunikasi telepon dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan dan belajar.
b.    Teknologi audio dan data, salah satu kelemahan teknologi audio adalah tidak adanya visual dalam proses pembelajaran tersebut. Perpaduan kemampuan audio dari telepon dan kemampuan data komputer telah melahirkan aplikasi belajar jarak jauh yang disebut audiografis.
c.    Teknologi video, teknologi ini meliputi kaset video, siaran video satu arah, siaran radio dua arah. Program video ini juga dapat disiarkan secara satu arah untuk mengkomunikasikan kebijakan pengelola lembaga pendidikan maupun untuk menunjang proses pembelajaran.
d.   Computer based training, pendidikan dan pelatihan berbasis komputer ini merupakan bentuk lain dari aplikasi teknologi untuk pendidikan yang menggunakan komputer sebagai alat untuk menyampaikan pelajaran atau mengelola pengalaman belajar.
e.    Komputer konferensi, teknologi ini merupakan pemayung berbagai kegiatan penerapan teknologi komputer untuk menunjang komunikasi antar manusia.
f.     Pendidikan dan pelatihan internet, internet merupakan teknologi yang memberikan landasan yang kuat bagi penciptaan lingkungan belajar yang kaya dan luwes, serta memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan.


Minggu, 30 November 2014

Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar


       Menurut Sudjana (2005:39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa antara lain : faktor kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor lingkungan antara lain : kualitas pengajaran yaitu efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Sabtu, 29 November 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian yaitu:
1)      Faktor Internal
Yaitu faktor dalam diri anak itu sendiri antara lain faktor, kematangan usia dan jenis kelamin serta intellegensinya, faktor iman dan taqwa merupakan faktor terbentuknya sikap mandiri.
Jumat, 28 November 2014

PENGERTIAN KEMANDIRIAN BELAJAR


Inti dari kegiatan kependidikan adalah belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang pendidikan. Menurut Muhibbin berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.[1] Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Dengan demikian, kegiatan belajar tersebut tidak harus selalu dilakukan sekolah melainkan dapat berlangsung dimana saja di tempat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan edukatif. Belajar bukan hanya dilakukan oleh kaum muda saja, tetapi untuk semua umur.
Rabu, 26 November 2014

KOMPETENSI GURU


Menurut Munandar yang dikutip oleh Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan latihan. Pendapat Munandar ini, menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni (a) faktor bawaan seperti bakat, dan (b) faktor latihan seperti hasil belajar.
Selasa, 25 November 2014

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


Soedijarto mendefinisikan profesional sebagai perangkat atribut-atribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan. Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas.
Minggu, 23 November 2014

PENGERTIAN KOMUNIKASI


               Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersaman atau kesaman makna.[1]
Sabtu, 22 November 2014

PENGERTIAN MATEMATIKA


Matematika adalah kumpulan konsep yang mempunyai stuktur sistematik, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai hubungan antara 1 konsep dengan konsep yang lainnya.[1] Senada dengan pengertian di atas menurut James sebagaimana dikutip oleh Syarif Hermawan dalam Iis Hasanah, menyatakan bahwa:
Jumat, 21 November 2014

HAKIKAT BELAJAR


Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka.
Kamis, 20 November 2014

HAKIKAT MATEMATIKA


Secara etimologi, pengertian matematika berasal dari bahasa Latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (things that are learned). Dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia.[1]
Rabu, 20 Agustus 2014

HAND OUT MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Handout Kuliah
 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2004


PENGEMBANGAN MEDIA  PEMBELAJARAN MATEMATIKA


A.    Pendahuluan

Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi (Arif, dkk, 1986: 11; Raharjo, 1984: 48; Udin, 1993: 22) antara pembelajar dan pebelajar, atau antar pebelajar. Pembelajar dapat guru/instruktur, penulis buku, atau perancang media, sedangkan pebelajar dapat siswa, peserta pelatihan, atau peminat pelajaran. Sebagai suatu proses komunikasi, maka isi pembelajaran merupakan pesan, pembelajar sebagai sumber pesan, pebelajar sebagai penerima pesan, dan adanya suatu media/perantara. Dalam proses pembelajaran, media tersebut diistilahkan dengan media pembelajaran. Posisi media pembelajaran dalam proses pembelajaran digambarkan oleh Berlo (dalam Raharjo, 1984: 49) sebagai berikut:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Handout Kuliah
  
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2004


PENGEMBANGAN MEDIA  PEMBELAJARAN MATEMATIK 

A.    Pendahuluan

Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi (Arif, dkk, 1986: 11; Raharjo, 1984: 48; Udin, 1993: 22) antara pembelajar dan pebelajar, atau antar pebelajar. Pembelajar dapat guru/instruktur, penulis buku, atau perancang media, sedangkan pebelajar dapat siswa, peserta pelatihan, atau peminat pelajaran. Sebagai suatu proses komunikasi, maka isi pembelajaran merupakan pesan, pembelajar sebagai sumber pesan, pebelajar sebagai penerima pesan, dan adanya suatu media/perantara. Dalam proses pembelajaran, media tersebut diistilahkan dengan media pembelajaran. Posisi media pembelajaran dalam proses pembelajaran digambarkan oleh Berlo (dalam Raharjo, 1984: 49) sebagai berikut:
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog