Jumat, 28 November 2014

PENGERTIAN KEMANDIRIAN BELAJAR


Inti dari kegiatan kependidikan adalah belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang pendidikan. Menurut Muhibbin berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.[1] Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Dengan demikian, kegiatan belajar tersebut tidak harus selalu dilakukan sekolah melainkan dapat berlangsung dimana saja di tempat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan edukatif. Belajar bukan hanya dilakukan oleh kaum muda saja, tetapi untuk semua umur.

Definisi belajar menurut Hamalitik adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.[2] Menurut Skinner dalam Syah belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner berpendapat bahwa proses adaptasi akan berhasil apabila ia diberi penguat (reinforcer).[3] Belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[4]
Pengertian lain tentang belajar dikemukakan oleh Hilgard dan Marquis dalam Sagala adalah proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang.[5] Definisi belajar menurut Gagne dalam Sagala adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.[6]
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sebagai akibat dari latihan atau pengalaman.
Kemandirian Belajar menurut Herman adalah sikap mandiri dengan inisiatifnya sendiri mendesak jauh ke belakang setiap pengendalian asing. Kemandirian dapat juga terungkapkan keswarkaryaan.[7] Kemandirian belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi aktifitas belajar dengan kemampuan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, selalu konsisten dan bersemangat untuk belajar dimanapun dan kapanpun. Kemandirian belajar adalah aktifitas yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari belajar.
Kemandirian belajar menurut Schunk dan Zimmerman dalam Setiawan adalah didefinisikan sebagai proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi, dan prilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Dan menurut Burtihan dalam setiawan mengemukakan kemandirian belajar adalah prilaku siswa yang bebas dan bertanggung jawab dalam menentukan tujuan belajar, merencanakan dan melaksanakan, memelihara serta menilai hasil aktifitas belajarnya tanpa ada ketergantungan pada orang lain.[8]

Menurut Mujiman dalam Eti berpendapat bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh pelajar sendiri.[9]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemandirian belajar adalah sikap dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri atau sendiri dan bertanggung jawab guna mencapai suatu tujuan.



[1] Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hal. 63
[2] Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, hal. 28
[3] Muhibbin Syah. Op. Cit., hal. 90
[4] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, hal. 2
[5] Saeful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta, hal. 13
[6] Ibid., hal. 14
[7] Herman Holstin. 1987. Murid Belajar Mandiri. Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 40
[8] Setiawan. 2004. Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning). Jakarta: Phibeta, hal. 43
[9] Eti Nurhayati. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, hal. 65

0 komentar: