Senin, 15 Desember 2014
Pengertian metode probing prompting
Metode
secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu (Sutikno, 2008:83-84).
Oleh
karena itu, metode mengajar dapat berarti alat yang merupakan perangkat atau
bagian dari suatu strategi pengajaran. Strategi pengajaran juga merupakan suatu
pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi, cakupan strategi lebih
luas dibandingkan metode atau teknik dalam pengajaran (Kamsinah, 2008:103).
Sedangkan probing promptingmerupakan salah satu
teknik bertanya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Probing promptingterdiri dari dua kata
yaitu probing dan prompting.
Menurut arti
kata, probing adalah menyelidiki dan
pemeriksaan, sementara prompting adalah
mendorong atau menuntun. Pembelajaran probing
prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses
berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa mengkonstruksi
konsep, prinsip, dan aturan menjadi pengetahuan baru, dan dengan demikian
pengetahuan baru tidak diberitahukan (Miftahul
Huda, 2013:281).
Probing question atau pertanyaan menggaliadalah
pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban
terhadap pertanyaan sebelumnya. Prompting question atau pertanyaan mengarahkan atau
menuntun adal ah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa
dalam proses berpikir (Hasibuan, 2010:15).
Menurut M. Fahris dan Puput (2014:90) menyatakan bahwa, probing adalah menggali atau melacak,
dan prompting adalah mengarahkan atau
menuntun. Secara umum pembelajaran dengan menggunakan probing prompting adalah pembelajaran dengan cara
guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode probing prompting adalah salah satu cara untuk
meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan
yang dapat mengarahkan dan menggali pengetahuan siswa sehingga mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah
didapat dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Maka tugas seorang guru dalam
metode ini adalah memberikan pertanyaan yang dapat merangsang dan menuntun
siswa agar menjadi aktif bertanya dan berpikir kritis dalam menjawab.
Pembelajaran
probing prompting sangat erat
kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan pada saat
pembelajaran ini disebut probing question.
Probing question adalah pertanyaan
yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih dalam dari siswa yang
bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya
lebih jelas, akurat, dan beralasan.
Probing question dapat
memotivasi siswa untuk mampu mencapai jawaban yang dituju. Selama proses
pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut, mereka berusaha
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan pertanyaan
yang akan dijawab (Miftahul Huda,
2013:281).
Menurut Megarati (2010:89), dari hasil observasi yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran menggunakan teknik probing prompting mengungkapkan bahwa ketika siswa melakukan
diskusi kelompok terlihat siswa sudah aktif dan pada waktu mempresentasikan
hasil kelompoknya siswa sudah berani dan terlihat antusias untuk menjawabny.
Proses
tanya jawab dalam pembelajaran dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak
sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. Siswa tidak
bisa menghindar dari proses pembelajaran, karena setiap saat ia bisa dilibatkan
dalam proses tanya jawab.
Berdasarkan
penelitian Priatna (Sudarti, 2008), proses probing
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, sebab ia
menuntun konsentrasi dan keaktifan. Selanjutnya, perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang sedang dipelajari cenderung lebih terjaga karena siswa selalu
mempersiapkan jawaban sebab mereka harus selalu siap jika tiba – tiba ditunjuk
oleh guru (Megarati,
2010:282).
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2014
(52)
-
▼
Desember
(37)
- CIRI-CIRI KEMANDIRIAN
- MATEMATIKA SEKOLAH
- PENGERTIAN GEOMETRI
- HAKIKAT MATEMATIKA
- HAKIKAT DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
- EVALUASI
- PILIHAN GANDA
- TES BUATAN GURU
- TES
- PENGERTIAN KEMANDIRIAN
- TEKNIK PENGUKURAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
- KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
- MOTIVASI
- PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
- KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
- Membangun kemampuan berpikir kritis siswa
- Teknik pengukuran kemampuan berpikir kritis
- Pengertian metode probing prompting
- Pengertian Media Pembelajaran
- Fungsi Media Pembelajaran
- MULTI MEDIA BERBASIS KOMPUTER
- KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
- PENGERTIAN KOMPETENSI GURU SOSIAL
- INDIKATOR KOMPETENSI SOSIAL GURU
- PENGERTIAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
- Keterkaitan antara kompetensi sosial guru terhadap...
- PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
- FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA MEDIA PEMBELAJARAN
- Prinsip dan Kriteria dalam Pemilihan Media Pembela...
- Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran Audio Visual
- Multimedia Pembelajara
- Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
- HASIL BELAJAR
-
▼
Desember
(37)
Untuk buku refensi silahkan cek toko buku bandung ya https://www.facebook.com/TokoBukuBandung/
BalasHapus