Selasa, 16 Desember 2014

Teknik pengukuran kemampuan berpikir kritis


Kemampuan berpikir kritis seseorang dapat diketahui dengan pengkuran. Beberapa metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis antara lain dengan pilihan pilihan anda atau dengan tes esai. Selain dengan pengukuran di atas, kebiasaan berpikir kritis seseorang jiga dapat diukur dengan skala likert (Mulyaningsih, 2011:41-42).

a)      Californiacriticalthinkingdispositioninventory
Californiacriticalthinkingdispositioninventory dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki sikap sebagai seorang pemikir kritis. Dengan alat ukur ini maka dapat membuka pikiran, kepercayaan diri, maturitas, menganalisis, sistematis, penyelidikan, pencarian kebenaran.
b)      Critical thinking disposition assessment instrument (UF-EMI)
UF-EMI mengukur tiga hal yaitu engagement (keterlibatan), cognitive maturity (kematangan kognitif), dan innovativeness (inovatif). Engagement (keterlibatan) unutk mengukur rasa percaya diri seseorang terhadap pemikirannya dan kemampuan komunikasi. Seseorang dengan engagement (keterlibatan) yang tinggi akan mampu mengantisipasi situasi dengan menggunakan rasional yang baik. Orang yang mempunyai engagement (keterlibatan) yang tinggi juga akan mencari kesempatan untuk menggunakan keterampilan penalaran dan kemampuannya untuk memberikan alasan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Orang tersebut juga dapat menjadi komunikator yang baik dan mampu menjelaskan proses penalaran yang digunakan untuk membuat keputusan atau menyelesaikan masalah.
Coginitive maturity (kematangan kognitif) diukur untuk mengetahui sejauh mana kesadarn diri dan obyektifitas seseorang. Seorang individu dengan tingkat Coginitive maturity (kematangan kognitif) yang tinggi akan menyadari kecenderungan sendiri dan bias dalam proses pengambilan keputusan. Orang tersebut akan menyadari pendapat dan posisinya akan dipengaruhi oleh orang lain, lingkungan, dan pengalaman. Dia juga menyadari bahwa orang lain mungkin setujut atau tidak setuju dengan pendapat dan posisinya. Ia terbuka dengan pendapat orang lain dan membutuhkan masukan untuk menyatukan perbedaan pandangan dan akan obyektif ketika membuat keputusan atau menyelesaikan masalah.
Innovativeness (inovasi) diukur untuk mengetahui keingintahuan seseorang terhadap sesuatu yang baru. Seseorang yang memiliki Innovativeness (inovasi) yang tinggi digambarkan sebagai orang yang selalu lapar. Orang dengan inovasi tinggi akan selalu mencari pengetahuan baru. Individu yang memiliki tingkat inovasi yang tinggi akan tahu apa yang harus dipelajari lebih banyak tentang profesi mereka, situasi mereka, hidup mereka, dan dunia mereka. Seseorang dengan inovasi tinggi akan merasa penasaran dengan tantanganbaru dan aktif berusaha untuk tahu lebih banyak melalui penelitian, membaca, dan mempertanyakan(Mulyaningsih, 2011:42-43).

Dalam penelitian ini, untuk mengukur aktivitas belajar dengan menggunakan metode probing prompting terhadap kemampuan berpikir kiritis siswa menggunakan teknik UF-EMI. 

0 komentar: