Senin, 22 Desember 2014

PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS

Menurut Ennis dalam Fisher (2009:4), berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilibatkan. Sedangkan Paul mengemukakan berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, seubstansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur – struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar – standar intelektual padanya.
Definisi berpikir kritis menurut Dewey yang dinamakannya sebagai berpikir reflektif dan mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan – alasan yang mendukungnya dan kesimpulan – kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya(Fisher 2009:2).
Fisher dalam Ismaimuza mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah menjelaskan apa yang dipikirkan. Belajar untuk berpikir kritis berarti: belajar bagaimana bertanya, kapan bertanya, apa pertanyaannya, bagaimana nalarnya, kapan menggunakan penalaran, dan metode penalaran apa yang dipakai.Seorang siswa dapat dikatakan berpikir kritis bila siswa tersebut mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide, dan mempertimbangkan argumen sebelum mendapatkan justifikasi. Agar siswa menjadi pemikir kritis maka harus dikembangkan sikap-sikap keinginan untuk bernalar, ditantang, dan mencari kebenaran (Ismaimuza, 2011:13).

Sedangkan menurut Munandar dalam Murtadho (2013:534), berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari tingkat analisis, sinteis, dan evaluasi. Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah kognitif pada tingkat analisis adalah menganalisis, memecahkan, menegaskan, menyeleksi, menelaah, menyelidiki, mengaitkan, dan lain – lain. Kata kerja pada ranah kognitif tingkat sintesis adalah menghubungkan, mengkategorikan, menyusun, membentuk, dan lain – lain. Kata kerta pada ranah kognitif tingkat evaluasi (penilaian) adalah membandingkan, menyimpulkan, memprediksi, dan lain – lain.
Krulik dan Rudnick dalam Somakim (2011:43) mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir kiritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Berpikir kritis tersebut bisa muncul apabila dalam pembelajaran adanya masalah yang menjadi memicu dan diikuti dengan pertanyaan.
Menurut Paul yang dikutip oleh Kasdin dan Febiana dalam Liberna (2011:192) berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang secara aktif dan terampil memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan, dan mengevaluasi berbagai informasi yang dikumpulkan atau yang diambil dari pengalaman,pengamatan, refleksi yang dilakukannya, penalaran atau komunikasi yang dilakukannya.
Berpikir kritis merupakan suatu sikap dan proses penalaran yang melibatkan sejumlah keterampilan intelektual. Menurut Paul dalam Wilkison menyatakan bahwa berpikir kritis adalah disiplin, mengarahkan diri, berpikir rasional yang mengesahkan apa yang kita tahu dan membuat jelas dimana kita mengetahui. Ini adalah seni berpikir tentang pemikiran saat manusia sedang berpikir sehingga membuat pemikiran menjadi lebih jelas, tepat, akurat, relevan, konsisten, dan adil (Mulyaningsih, 2011:28).

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah mencari kebenaran dalam suatu permasalahan yang dihadapi dengan cara memahami, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi pengetahuan yang telah dimiliki dan dihubungkan dengan pengetahuan yang baru.

0 komentar: