Senin, 22 Desember 2014
EVALUASI
Dalam pendidikan terjadi proses belajar
mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing
komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi
harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Proses
belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi antara guru dan
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru sebagai pengarah dan pembimbing,
sedang siswa sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh
perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar, maka guru bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau
evaluasi atas ketercapaian siswa dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk
menyusun bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan
keaktifan belajar siswa, guru diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi
ketercapaian belajar siswa, karena evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dari kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan
Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah
suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. (Purwanto,
2004: 3)
Dalam hubungan dengan kegiatan
pengajaran, evaluasi mengandung
beberapa pengertian, diantaranya
adalah:
1) Menurut Norman Gronlund,
yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto dalam buku Prinsip-Prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran,
evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan keputusan
sampai sejauh mana tujuan dicapai
oleh peserta didik.
2) Wrightstone dan kawan-kawan,
evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan peserta didik kearah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan di dalam kurikulum. (Purwanto, 2004: 3).
Ada tiga istilah yang saling berkaitan,
yakni: evaluasi, pengukuran (measurement), dan penilaian (assessment). Ketiga
pengertian tersebut digunakan dalam rangka penilaian. (Hamalik, 1995
: 145).
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan
sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif, sedangkan penilaian
merupakan kegiatan mengambil keputusan untuk mnentukan sesuatu berdasarkan
kriteria baik-buruk dan bersifat kualitatif, dan evaluasi ialah kegiatan yang
meliputi pengukuran dan penilaian. (Putra, 2013: 14).
Evaluasi menunjuk
pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka assessment siswa maupun
terhadap proses instruksional menyeluruh, yang meliputi urutan instruksional
(perencanaan, penyampaian, tindak lanjut) dan perubahan tingkah laku siswa yang
diamati (kognitif, psikomotorik, dan afektif).
Berdasarkan penjelasan mengenai
pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian tersebut, jelaslah bahwa
evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan tiga konsep yang berbeda. Namun,
dalam praktiknya, terutama dalam dunia pendidikan, ketiga konsep tersebut
sering dipraktikan dalam satu rangkaian kegiatan, contohnya pelaksanaan
evaluasi di sekolah. Di dalamnya, terintegrasi kegiatan pengukuran dan
penilaian. (Putra, 2013: 15)
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses menghimpun informasi secara
sistematis melalui pengukuran, penilaian dan diakhiri dengan evaluasi.
Penilaian dimaksudkan sebagai proses menafsirkan data hasil pengukuran. Oleh
karena itu, evaluasi merupakan suatu proses yang kompleks dan terus menerus
untuk menemukan manfaat suatu kegiatan sebagai pertimbangan dalam menetapkan
suatu keputusan akhir.
Evaluasi belajar
biasanya menggunakan instrument tes buatan guru. Tes buatan guru adalah prosedur sitematik yang dibuat dalam bentuk
tugas-tugas yang diisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk
dikerjakan, dijawab atau direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun
perbuatan. (Nasehuddien, 2011: 88).
Secara umum, dalam bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk: (Sudijono, 2006: 16)
a.
Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana
tingkat kemampuan dan
tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian
tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh
proses pembelajaran dalam jangka waktuyang telah ditentukan.
b.
Mengukur dan
menilai sampai dimanakah
efektifitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik, serta kegiatan belajar yangdilaksanakan oleh peserta.
Adapun yang menjadi tujuan
khusus dari kegiatan
evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah: (Sudijono, 2006: 17)
a.
Untuk merangsang
kegiatan peserta didik
dalam menempuh program pendidikan.
b.
Untuk mencari
dan menemukan faktor-faktor
penyebab keberhasilan peserta
didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
a.
Mengomunikasikan
program kepada publik
b.
Menyediakan informasi
bagi pembuat keputusan.
c.
Penyepurnaan progamyang
ada.
d.
Meningkatkan partisipasi
Dalam keadaan pengambilan
keputusan proses pembelajaran,
evaluasi sangat penting karena telah
memberikan informasi
mengenai keterlaksanaan
proses belajar mengajar, sehingga dapat
berfungsi sebagai pembantu
dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar.
Menurut Wina Sanjaya ( 2008: 290), fungsi evaluasi
adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai umpan balik bagi siswa,
b.
Untuk mengetahui proses ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang
telah ditentukan,
c.
Memeberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum,
d.
Digunakan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual, khususnya
dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan,
e.
Menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh para pengembang
kurikulum, dan
f.
Unpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di
sekolah.
Bagi guru
fungsi evaluasi perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar evaluasi
yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini
didasarkan karena hampir setiap
saat guru melaksanakan kegiatan
evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik
serta program pengajaran.
Label:Evaluasi
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2014
(52)
-
▼
Desember
(37)
- CIRI-CIRI KEMANDIRIAN
- MATEMATIKA SEKOLAH
- PENGERTIAN GEOMETRI
- HAKIKAT MATEMATIKA
- HAKIKAT DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
- EVALUASI
- PILIHAN GANDA
- TES BUATAN GURU
- TES
- PENGERTIAN KEMANDIRIAN
- TEKNIK PENGUKURAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
- KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
- MOTIVASI
- PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
- KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
- Membangun kemampuan berpikir kritis siswa
- Teknik pengukuran kemampuan berpikir kritis
- Pengertian metode probing prompting
- Pengertian Media Pembelajaran
- Fungsi Media Pembelajaran
- MULTI MEDIA BERBASIS KOMPUTER
- KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
- PENGERTIAN KOMPETENSI GURU SOSIAL
- INDIKATOR KOMPETENSI SOSIAL GURU
- PENGERTIAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
- Keterkaitan antara kompetensi sosial guru terhadap...
- PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
- FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA MEDIA PEMBELAJARAN
- Prinsip dan Kriteria dalam Pemilihan Media Pembela...
- Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran Audio Visual
- Multimedia Pembelajara
- Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
- HASIL BELAJAR
-
▼
Desember
(37)
0 komentar:
Posting Komentar